Selasa, 06 Mei 2008

ANALOG - TO - DIGITAL CANVERSION


Gambar Konversi Analog-to-Didital

Metoda yang dipakai pada pendigitalan sinyal analog:

1. Pulse Amplitude Modulation (PAM)

2. Pulse Code Modulation (PCM)

PAM telah dipakai pada banyak aplikasi, namun tidak berdiri sendiri dalam pemakaiannya di komunikasi data. PAM sebagai langkah pertama sebelum menjadi metoda lainnya disebut PCM.

1. Pulse Amplitude Modulation (PAM)

Teknik ini mengambil sinyal analog, menculiknya (supling) dan membangkitkan sederetan pulsa. Pencuplikan berarti mengukur amplitude sinyal pada interval/level yang sama. Disini dipakai metode yang dinamakan sample and hold.

Mengubah sinyal PAM menjadi sinyal digital (A – D Converter).

Pada PCM-30 berlaku Hukum Companding-A :

a. Setiap pulsa PAM ditempatkan pada polaritas positif atau negatif; dan ditandai dengan huruf “S”:

- Untuk Polaritas Positif S = 1

- Untuk Polaritas Negatif S = 0

b. Setiap polaritas dibagi menjadi 8 segment; segment ke -0 s/d 7, dan ditandai dengan huruf “ABC”.

c. Setiap segment dibagi menjadi 16 sub- segment (interval); interval ke-0 s/d 15, dan ditandai dengan huruf “WXYZ”.

Sehingga setiap pulsa PAM akan diubah menjadi sinyal digital dengan susunan bit-bitnya sbb. :

Dalam kaitan dengan proses kuantisasi dan coding ini, dikenal adanya

hukum companding; dan didalam PCM-30 berlaku Hukum Companding

“A”, yang mempunyai aturan sbb. :

1. Meletakan sinyal kedalam 2 polaritas; yaitu polaritas positive, yang ditandai dengan satu digit “1”; atau polaritas negative yang ditandai dengan satu digit “0”.

2. Setiap Polaritas dibagi menjadi 8 segment; yang ditandai dengan tiga digit “0” dan/atau “1”, dengan no. mulai dari “0” s/d “7”.

3. Setiap segment dibagi lagi menjadi 16 subsegment, atau interval; dan ditandai dengan empat digit “0” dan/atau “1”, dengan no. mulai dari “0” s/d “15”.

PCM ( PULSE CODE MODULASI )


Principle of PAM; (1) original Signal, (2) PAM-Signal, (a) Amplitude of Signal, (b) Time


1.1 PCM

Rangkaian PCM

PCM atau Pulse Code Modulation adalah sebuah A/D converter yang dapat merubah snyal analog menjadi sinyal digital, proses perubahan sinyal analog menjadi sinyal digital dapat digambarkan sebagai berikut :

1.2 PCM 30

PULSE CODE MODULATION-30

( PLESIOCHRONOUS DIGITAL HIERARCHY ORDER-1)

1.2.1 Fungsi PCM 30 :

1. Coder (Konverter A/D) :

Mengubah sinyal analog (dengan frekwensi suara 300 - 3400 Hz) menjadi sinyal digital 64 Kbit/s..

2. Multiplexing :

Menggabungkan 30 kanal sinyal digital 64 kbps paralel menjadi satu deretan sinyal unipolar 2048 Kbit/s NRZ.

3. Line Coding :

Mengubah sinyal unipolar 2048 Kbps NRZ menjadi sinyal bipolar 2048 Kbps HDB-3..

1.2.2 APPLIKASI PCM - 30

1. Menghubungkan Sentral Analog dengan Multiplex Digital Order Tinggi

2. Menghubungkan Sentral Analog dengan Sentral Analog

3. Menghubungkan Sentral dengan RK

4. Menghubungkan Sentral Digital dengan Perangkat Transmisi Analog

5. Menghubungkan Terminal Data dengan Perangkat Multiplex digital Order Tinggi

1.2.3 Konfigurasi PCM 30

1.2.4 PCM 30 Arah Kirim

1.2.4.1 Block Diagram PCM-30 (Arah Kirim)

1.2.4.2 Cara Kerja PCM – 30 (Arah Kirim)

1.2.4.1. Band Pass Filter :

1.2.4.2. Sampling

1.2.4.3. Kuantisasi.

a. Proses Pemberian harga terhadap sinyal PAM; yang besarnya sesuai dengan harga

tegangan pembanding terdekat.

b. Setiap pulsa akan diletakan kedalam polaritas positif atau polaritas negatif.

c. Setiap polaritas dibagi menjadi beberapa segment/sub segment(interval).

d. Kuantisasi ada 2 macam :

- Uniform (Linear)

- Non-uniform (Non-linear)

1.2.4.4 Coding

Lihat Gambar berikut.

1.2.4.4 Multiplexing

a. Prinsip : Time Division Multiplexing

b. Metode : “Word-by-Word Interleaving” atau “Byte-by-byte Interleaving”; atau “Cyclic Word Interleaving” atau “Cyclic Byte Interleaving

c. Menggabungkan :

- 30 kanal telepon 64 kbps,

- 1 kanal signalling 64 kbps

- 1 kanal FAS 64 kbps.

Menjadi satu deretan sinyal serial 2048 Kbps.

d. Setiap kanal menempati satu “Time Slot” (TS) :

- TS-0 untuk FAS/Alarm

- TS-1 s/d TS-15 untuk kanal telepon 1 s/d 15

- TS-16 untuk Signalling

- TS-17 s/d TS-31 untuk kanal telepon 16 s/d 30 .

1.2.4.5 Frame PCM – 30

1.2.4.6 Struktur Frame PCM-30.

- Satu Multi Frame, dengan panjang waktu 1 Multi Frame 2 mS

- Enam belas Frame, dengan panjang waktu 1 Frame 125 μS

- 32 TS/Frame, dengan panjang waktu 1 TS 3,9 μ S

- 8 Bit/TS, dengan panjang waktu 1 bit 488 nS

- Jumlah bit/Frame 256 bit

- Jumlah bit/Multi Frame 4096 bit

- Bit FAS sebanyak 7 bit ( 0011011); bit-2 s/d 8 TS-0, Frame-frame genap (frame- 0, 2, 4, dstnya.)

- Bit MFAS sebanyak 4 bit, dengan susunan 0000; terletak pada bit-1 s/d 4 TS- 16, Frame-0.

- Bit Signalling (4 bit/kanal); pada bit-1 s/d 4, dan bit-5 s/d 8 TS-16, Frame-1 s/d Frame-15.

- Bit Alarm (A1) sinyal 2 Mbit/s terletak pada bit-3 TS-0, Frame-frame ganjil (1, 3,5 dstnya).

- Bit Alarm (A2) sinyal 64 Kbit/s (Signalling) terletak pada bit-6 TS - 16, Frame-0.

1.2.4.7 Gambar Struktur Frame PCM 30

1.2.4.9 Line Coding

Konversi sinyal unipolar NRZ 2048 Kbps menjadi sinyal HDB-3 :

a. Digit “1” dikodekan menjadi tegangan positif atau negatif bergantian, yang polaritasnya selalu berlawan dengan digit “1” sebelumnya.

b.Digit-0 dikodekan menjadi tegangan 0 volt.

c.Deretan digit “0” berturutan maksimum 3 buah.

d. Jika digit “0” berturutan > 3; maka digit “0” ke-4 atau kelipatannya harus diubah menjadi bit “VIOLASI”, yang polaritasnya sama dengan polaritas bit “1” sebelumnya.

e. Jika sebelum bit-V ada bit-1 genap, atau tidak ada bit-1 nya; maka bit-0 pertama dari setiap 4 bit-0 harus diubah menjadi bit-1 tambahan, yang polaritasnya berlawanan dengan bit “1” sebelumnya.

1.2.4.10 Generator Timing Clock.

Generator Timing Clock berfungsi untuk membangkitkan timing clock yang dibutuhkan untuk seluruh proses pada PCM-30 arah kirim.

Untuk arah kirim sumber dari generator clock tersebut bisa x-tall oscillator internal, atau bisa juga frekwensi yang berasal dari luar.

1.2.5 PCM - 30 Arah Terima

1) Fungsi Line Coding :

Konversi sinyal 2048 Kbit/s HDB-3 menjadi sinyal 2048 Kbit/s NRZ.

2) Fungsi Demultiplexing :

Memisah sinyal serial 2048 Kbit/s NRZ menjadi 30 kanal sinyal digital 64 kbps paralel.

3) Fungsi Decoder (Konverter D/A) :

Konversi sinyal digital 64 Kbit/s menjadi sinyal analog (frekwensi suara 300 - 3400 Hz).

1.2.5.2 Cara Kerja PCM – 30 Arah Terima

1.2.5.2.1 Line Coding.

Mengubah sinyal 2048 Kbit/s HDB-3 menjadi sinyal 2048 Kbit/s unipolar NRZ :

a. Setiap deretan bit 1+0 0 1+ atau 1-0 0 1- akan dikonversi menjadi deretan bit 0 0 0 0.

b. Setiap deretan bit 1+0 0 0 1+ atau 1-0 0 0 1- akan dikonversi menjadi deretan bit 1 0 0 0 0.

1.2.5.2.2 Demultiplexing.

Memisah satu sinyal serial 2048 Kbit/s NRZ menjadi 32 kanal sinyal digital 64 kbps paralel :

a. 30 kanal telepon 64 kbps,

b. 1 kanal signalling 64 kbps

c. 1 kanal FAS 64 kbps.

1.2.5.2.3. Decoder (Konverter D/A) :

Konversi sinyal digital 64 Kbit/s menjadi sinyal analog dalam bentuk PAM.

4. Filtering.

Low Pass Filter (LPF) akan membangun kembali dari bentuk sinyal PAM menjadi bentuk sinyal sinusoidal murni.

LPF ini hanya melewatkan komponen frekwensi 3400 Hz kebawah.

1.2.5.2.3.5. Generator Timing Clock.

Generator Timing Clock berfungsi untuk membangkitkan timing clock yang dibutuhkan untuk seluruh proses pada PCM-30 pada arah terima.

Sumber dari generator timing clock adalah dari stasiun lawan, yang diterima bersamaan dengan sinyal informasi 2048 Kbps, sehingga clock timing antara penerima dan pengirimnya selalu sinkron

Modulasi Kode Pulsa (Pulse Code Modulation)

Pulse Code Modulation (PCM) didasarkan atas teori sampling, yang menyataka:

Bila suatu sinyal f(t) disampel pada waktu interval teratur dan pada rate yang lebih tinggi dua kali dibanding frekuensi sinyal tertinggi, maka sampel tersebut memuat segala informasi dari sinyal yang asli. Fungsi f(t) bisa direkonstruksi dari sampel-sampel ini dengan penggunaan Penyaring Lolos Rendah (low-pass filter)

Bagi pembaca yang tertarik, disediakan sebuah bukti di Lampirkan 5.A. Bila data suara

Digitalisasi

Konversi dari data analog ke data digital

Data digital dapat ditransmisikan dengan menggunakan NRZ-L

Data digital dapat ditransmisikan dengan menggunakan code selain NRZ-L

Data digital dapat dirubah menjadi sinyal analog

Konfersi analog ke digital menggunakan code

Pulse code modulation

Modulasi delta

Pulse Code Modulation(PCM) (1)

Jika sinyal diambil pada interval regular kecepatannya lebih tinggi daripada kedua sinyal frekuensi, sample menahan banyak informasi pada sinyal original – (Proof - Stallings appendix 4A)

Batas data voice(suara) sampai 4000Hz

Membutuhkan 8000 sample tiap detik

Sample-sample analog (Pulse Amplitude Modulation, PAM)

Tiap sample diberikan nilai digital

Pulse Code Modulation(PCM) (2)

Sistem 4 bit memberi 16 level

Kualitas

Kualitas error atau noise

Kira-kira diartikan dimungkinkan untuk menutup kembali ketepatan original

8 bit sample memberi 256 level

Perbandingn kualitas dengan transmisi analog

8000 samples tiap detik pada tiap 8 bit memberi 64kbps

dibatasi berfrekuensi dibawah 4000 Hz, prosedur lama dapat menjelaskannya, 8000 sampel per detik akan cukup mampu mengkarakteristikkan sinyal suara dengan lengkap. Patut dicatat, bagaimanapun juga, bahwa ini merupakan sampel-sampel analog, yang disebut sebagai sampel Pulsa Amplitudo Modulasi (PCM). Untuk mengubah menjadi digital, masing-masing sampel analog ini harus ditandai dengan suatu kode biner. Gambar 5.10 menunjukkan contoh di mana masing-masing sampel didekati dengan terkuantisasi menjadi satu dari 16 level yang berbeda. Kemudian masing-masing sampel ditunjukkan melalui 4 bit. Namun karena nilai-nilai yang di kuantisasi merupakan perkiraan, tidak mungkin bisa mewakili sinyal yang asli dengan sangat tepat. Dengan menggunakan sampel 8-bit, yang memungkinkan 256 level kuantisasi, mutu sinyal suara yang diwakili mampu dibandingkan dengan sinyal suara yang diperoleh melalui transmisi analog. Patut dicatat bahwa hal ini menyatakan secara tidak langsung bahwa rate data 8000 sampel per detik x 8 bit per sampel = 64 kbps diperlukan untuk sinyal suara tunggal. Jadi, PCM memulai dengan suatu waktu-kontinu, sinyal amplitudo-kontinu (analog), dari mana sinyal digital dihasilkan. Sinyal digital terdiri dari blok-blok n bit, dimana setiap bilangan bit n adalah amplitudo pulsa PCM. Pada penerima, proses ini dibalik agar menghasilkan sinyal analog. ingat, bagaimanapun juga, proses ini melanggar perihal teori pengambilan sampel. Dengan mengkuantisasi pulsa PAM, sinyal yang asli sekarang hanya pendekatannya dan tidak dapat diperbaharui dengan tepat. efek ini dikenal sebagai. Error Terkuantisasi atau Derau kuantisasi. Perbandingan sinyal-terhadap-derau untuk derau kuantisasi dapat dinyatakan sebagai [GIBS93].


Jadi, masing-masing bit tambahan yang dipergunakan untuk kuantisasi meningkatkan SNR kira-kira 6 dB, yang merupakan faktor 4. Biasanya, skema PCM diperhalus menggunakan teknik yang disebut pengkodean nonlinear, yang artinya bahwa level-level kuantisasi tidak dipergunakan sama. Problem yang didapat bila sinyal diperlakukan sama adalah membuat rata-rata error absolut untuk setiap sampel juga sama, tanpa memperhatikan level sinyal. Akibatnya, nilai-nilai amplitudo yang lebih rendah relatif lebih terdistorsi. Dengan memperbesar jumlah langkah-langkah kuantisasi untuk sinyal-sinyal beramplitudo rendah, serta memperkecil jumlah langkah-langkah kuantisasi untuk sinyal beramplitudo besar, dapat diperoleh pengurangan yang nyata di semua distorsi sinyal (misalnya, lihat Gambar 5.11)Efek yang sama dapat diperoleh dengan menggunakan kuantisasi yang seragam tetapi juga melakukan Companding (penyingkatan diperluas) dari sinyal analog input. Companding adalah proses mempersingkat rentang intensitas sebuah sinyal dengan penambahan lebih banyak penguat untuk sinyal-sinyal yang lemah dibanding terhadap sinyal yang kuat pada input. Pada output operasi Pembalikan digunakan. Gambar 5.12 adalah sebuah contoh fungsi companding.Pengkodean nonlinear secara signifikan meningkatkan rasio PCM SNR. Untuk sinyal-sinyal suara, peningkatan sebesar 24 sampai 30 dB diperoleh.

Gambar. Effect of Non-Linear Coding

Gambar. Jenis Fungsi Companding

Gambar. PCM Block Diagram

Selasa, 29 April 2008

Rangkaian Pengkodean sinyal Unipolar, Bipolar, dan Biphasa

Unipolar


• Arus mengalir satu arah , dan perubahan arah putar motor tergantung dari lilitan (koil) yang dialiri arus

• Lilitan terpisah dalam 2 bagian dan masing-masing bagian hanya dilewati arus dalam satu arah saja.



Kelemahan jenis Bipolar adalah bahwa rangkaian drivernya lebih kompleks, karena harus dapat mengalirkan arus dalam 2 arah (bolak-balik) lewat koil yang sama.
Inti rangkaian sebenarnya adalah sebuah buffer arus yang berfungsi menguatkan arus-arus logika dan MCU yang menggerakkan motor stepper.
Buffer ini dibentuk dengan menggunakan 2 transistor Bipolar NPN dalam konfigurasi Darlington untuk
menghasilkan penguat arus (hfe) yang tinggi.




Menggunakkan 2 buah rangkaian darlington

Bipolar

Mengacu pada transistor biasa atau IC yang bertentangan dengan komponen MOS dan CMOS.

Bipolar Memory

Memori komputer yang memakai IC bipolar sebagai bagian dari memorinya.


Algoritma Pembangkitan Salah Bit.

Pada penulisan ini didefinisikan transmisi tanpa modulasi dan format sinyal
adalah bipolar dimana bit 1 mewakili tegangan V volt dan bit 0 mewakili tegangan –V
volt. Bila bit 1 dikirim, error terjadi jika noise positip dengan tegangan lebih besar
dari pada V. Hal ini dapat dibuktikan sebagai berikut. Untuk sinyal dengan format
bipolar, bit 1 mewakili tegangan V volt dan bit 0 mewakili tegangan – V volt,
mempunyai tegangan Treshold sebesar :
Vth =
2
) ( V V . + (3.5)
= 0 volt
Gambar 3.4 memperlihatkan format sinyal bipolar:




Apabila bit 1 dikirim maka error akan terjadi jika tegangan lebih kecil dari harga
Treshold ( 0 Volt ). Tegangan akan lebih kecil dari 0 volt jika noise negatip dengan
tegangan lebih kecil dari –V. Apabila bit 0 dikirim maka error akan terjadi jika
tegangan lebih besar dari harga Treshold (0 Volt). Tegangan akan lebih besar dari 0
jika noise positip dengan tegangan lebih besar dari +V.
Karena parameter yang dipakai didalam program adalah Signal to Noise ratio
(S/R) dan yang akan dicari adalah tegangan (V), maka perlu dibuat suatu hubungan
antara tegangan dan variansi dengan signal noise. Didefinisikan tegangan kuadrat
(V2) sama dengan daya sinyal (S) karena seolah-olah tegangan dc dan σ2 sama
dengan daya noise (N). Dari definisi tersebut dapat dibuat suatu persamaan yaitu :

N
S V = 2
2
σ
(3.6)

Bila σ2 = 1 maka persamaan (3.6) menjadi :

V2 =
N
S
(3.7)

Pada penulisan ini diasumsikan noise adalah Gaussian dengan rataan 0 dan
variansi σ2. Oleh karena asumsi noise adalah Gaussian maka dalam simulasi ini
diperlukan pembangkit bilangan acak Gaussian dengan rataan = 0. Karena telah
didefinisikan bahwa variansi = 1 maka dalam simulasi diambil harga variansi = 0.
Implementasi program pembangkitan bilangan acak yang terdistribusi
Gaussian dengan rataan = 0 dan variansi = 1 adalah sebagai berikut :
Var
v1, v2, v3, v4 : real;
Begin
Repeat
v1:=2.0*Random-1;
v2:=2.0*Random-1;
v3:=v1*v1+v2*v2;
Until v3<=1.0 v4:=sqrt((-2*ln(v3)/v3); u:=v1*v4 End; Diagram alir pembangkitan salah bit diperlihatkan pada gambar 3.5. Proses pembangkitan salah bit dimulai dengan memberikan nilai Signal to Noise Ratio (SNR) yang diinginkan. Dari harga Signal to Noise Ratio dihitung besarnya tegangan (V) dengan menggunkan persamaan 3.7. Kemudian dibangkitkan sample noise (u) yang berupa bilangan acak berdistribusi Gaussian dengan rataan 0 dan variansi = 1. Setelah itu diambil bit-bit yang keluar dari encoder dimana tiap yang diambil dibandingkan dengan tiap sample noise yang dibangkitkan. Berdasarkan sample noise dan bit-bit yang keluar dari encoder diputuskan apakah terjadi atau tidak. Bila yang diambil adalah bit 1, error terjadi jika sample noise negatip dengan tegangan lebih kecil dari –V. Bila yang diambil adalah bit –0, error terjadi jika noise positip dengan tegangan lebih besar dari +V. Jika terjadi error, bit tersebut di invert yakni bit 1 menjadi bit 0 dan bit 0 menjadi bit 1.






Rangkaian Darlington untuk mengatur jumlah arus pada motor stepper
Keuntungan rancangan biphase :
• Synchronisasi : karena adanya transisi selama tiap bit time, receiver dapat men-synchron-kan pada transis tersebut atau dikenal sebagai self clocking codes.
• Tidak ada komponen dc.
• Deteksi terhadap error : ketiadaan dari transisi yang diharapkan, dapat dipakai untuk mendeteksi error.
Kekurangannya :
• memakai bandwidth yang lebih lebar dari pada multilevel binary.
BER Teoritis

Multilevel binary
• Untuk memperoleh BER tertentu, perlu daya 3 dB lebih besar dibandingkan NRZ




Biphase

Kasus Manchester dan differential Manchester
Keunggulan
• Sinkronisasi: penerima dapat melakukan sinkronisasi pada setiap transisi dalam 1 durasi bit
• Tanpa komponen dc
• Deteksi kesalahan: transisi yang tidak terjadi di tengah bit dapat digunakan sebagai indikasi kesalahan

Kelemahan

• Bandwidth lebih besar dibandingkan NRZ dan multilevel binary Kode Manchester digunakan pada standar IEEE 802.3 (CSMA/CD) untuk LAN dengan topologi bus, media transmisi kabel koaksial baseband dan twisted pair Kode differential Manchester digunakan pada IEEE 802.5 (token ring LAN), media transmisi STP

Rabu, 02 April 2008


Packet Tracer



Packet Tracer adalah sebuah software yang dikembangkan oleh Cisco. Dimana software tersebut berfungsi untuk membuat sebuah jaringan komputer atau biasanya disebut computer network. Dalam program ini sudah tersedia komponen – kompenen atau alat – alat yang biasa digunakan dalam system network contohnya seperti kabel Lan(cross over, console, dll) , HUB, SWITCHES, ROUTER dan lain sebagainya. Sehingga kita bisa mudah membuat sebuah simulasi jaringan computer, simulasi ini berfungsi untuk mengetahui cara kerja masing – masing alat-alat tersebut dan cara pengirim sebuah pesan dari komputer 1 ke komputer yang lain





Dalam program tersebut terdiri beberapa menu antara lain:

1. Kolom Menu


Kolom Menu ini merupakan bagian yang sering kita dalam setiap software dimana terdiri antara lain adalah :

- File
- Options
- Help.
Pada icon menu File . kita dapat temukan perintah basis dasar seperti membuat file baru (New), membuka file (Open), menyimpan file (Save/Save As), mencetak file (Print) dan juga kita dapat mengakses aktivitas wizard melalui menu file ini.

Pada menu options, didalamnya mencakup tentang tampilan dari data yang akan kita buat, seperti animasi, sound dsb dan tampilan gambar .

Dan yang terakhir adalah menu Help. Menu help merupakan satu panduman dalam software tersebut dimana kita dapat langsung mengakses tata cara penggunaan dari software ini.

2. Kolom Shortcut


Pada bagian ini, dapat kita lihat berapa shortcut seperti NEW , OPEN , PRINTER , SAVE, dan ACTIVITY WIZARD. Dan pada sisi kanan, kita juga akan temukan shortcut Network Information dan Help. Fungsi kolom ini adalah memudahkan kita mencarikan sesuatu perintah dengan cepat.

3. Kolom Alat Umum

Bagian ini menyediakan akses yang biasanya menggunakan peralatan workspace. Bagian ini merupakan sebuah perintah antara lain: memilih(Select) ,memindahkan tata ruang (Move Layout), menempatkan catatan (Place Note), menghapus(Delete), memeriksa (Inspect), menambahkan PDU Sederhana dan Kompleks.

4. Kolom Logical/Physical Workspace
Pada bagian ini disediakan dua macam Workspace, yaitu Phisik dan logical Workspace. Dimana logis workspace merupakan tempat yang untuk membuat sebuah simuasi jaringan computer. Dan Phisik Workspace adalah merupakan tempat yang untuk memberi suatu dimensi phisik ke topologi jaringan computer. Hal tersebut bisa memberikan pengertian skala dan penempatan sesuatu jaringan komputer pada suatu lingkungan(kantor,dll) .

5. Workspace (Tempat kerja)

Area ini merupakan sebuah tempat dimana kita akan merencanakan atau membuat sebuah jaringan, mengamati simulasi pada jaringan tersebut serta mengamati beberapa macam informasi dan statistik.

6. Kolom Realtime/Simulation


Pada bagian ini tersedia dua item yang diantaranya : mode Simulasi dan mode Realtime, dimana
- Realtime adalah waktu yang sebenarnya dalam simulasi jaringan
- Mode Simulasi adalah pada item simulasi kita dapat melihat sekaligus mengamati proyek yang telah kita buat/rancang.


Dalam mode Simulasi . kita dapat lihat panel simulasi yang beberapa perintah antara lain :


- Reset Simulation : untuk mengulangi simulasi
- Constant Delay : Penundaan tetap
- Auto Capture/ Play : menjalankan simulasi secara automatik
- Capture / Forward : menjalankan simulasi
- Daftar Filters.

Dalam Daftar Filters ( Protokol ) antara lain adalah
  • Address Resolution Protocol (ARP) adalah protokol untuk mapping dari alamat IP (Internet Protocol) ke alamat fisik MAC (Media Access Control). Misal di suatu jaringan kita ingin mengirim paket ke host A 192.168.1.2, maka pertama kita harus tahu siapa yang mempunyai alamat IP tsb. Maka ARP akan membroadcast pertanyaan tsb ke semua host yang ada di jaringan. Maka alamat IP(192.168.1.2) tsb akan menjawab kembali dengan mengirimkan alamat MACnya. Alamat MAC ini akan disimpan di tabel ARP untuk memudahkan pencarian jika diperlukan pengiriman paket ke tujuan yang sama.

  • DHCP (Dynamic Host Configuration Protocol) adalah protokol yang berbasis arsitektur client/server yang dipakai untuk memudahkan pengalokasian alamat IP dalam satu jaringan. Sebuah jaringan lokal yang tidak menggunakan DHCP harus memberikan alamat IP kepada semua komputer secara manual. Jika DHCP dipasang di jaringan lokal, maka semua komputer yang tersambung di jaringan akan mendapatkan alamat IP secara otomatis dari server DHCP. Selain alamat IP, banyak parameter jaringan yang dapat diberikan oleh DHCP, seperti default gateway dan DNS server.

  • Enchaced Interior Gateway Routing Protocol (EIGRP) adalah sebuah protokol properti Cisco yang bekerja pada router Cisco dan pada prosesor-prosesor route internal yang terdapat pada switch layer core dan switch layer distribution Cisco.

  • EIGRP adalah protokol distance-vektor yang classless dan yang sudah ditingkatkan (echanced), yang memberikan kita keunggulan yang nyata dibandingkan protokol properti cisco lainnya, yaitu Interior Gateway Routing Protocol IGRP.

  • Internet Control Message Protocol (ICMP) adalah salah satu protokol inti dari keluarga protokol internet. ICMP utamanya digunakan oleh sistem operasi komputer jaringan untuk mengirim pesan kesalahan yang menyatakan, sebagai contoh, bahwa komputer tujuan tidak bisa dijangkau.ICMP berbeda tujuan dengan TCP dan UDP dalam hal ICMP tidak digunakan secara langsung oleh aplikasi jaringan milik pengguna. salah satu pengecualian adalah aplikasi ping yang mengirim pesan ICMP Echo Request (dan menerima Echo Reply) untuk menentukan apakah komputer tujuan dapat dijangkau dan berapa lama paket yang dikirimkan dibalas oleh komputer tujuan.
  • TCP (Transport Control Protocol), adalah transport protokol yang connection oriented, yang menyediakan pelayanan pengiriman data yang reliable dengan deteksi dan koreksi kesalahan end-to-end. Layer ini berfungsi untuk mengirim dan menerima paket yang ditransmisikan dalam jaringan. Jika dibandingkan dengan OSI layer, layer ini mencakup tiga layer terbawah pada model tersebut, yaitu : Network, Datalink, dan Physical layer.
    UDP (User Datagram Protocol), untuk transport protokol yang connectionless.

7. Network Component Box (kotak komponen yang dibutuhkan pada pembuatan jaringan)


Bagian ini merupakan tempat dimana untuk memilih alat dan koneksi yang akan kita gunakan pada workspace untuk membuat sebuah jaringan computer. Dalam bagian ini juga terdapat dua item yaitu pemilihan peralatan & koneksi serta pemilihan peralatan & koneksi yang lebih spesifik contoh nya jenis penghubung dan jenis kabel

8. Kotak Pemilihan Jenis Alat/koneksi


Bagian ini merupakan bagian dari kolom diatas dimana, ,pada kolom tersebut digunakan untuk memilihkan sebuah alat yang digunakan yang ditempatkan pada workspace. Alat tersebut antara lain adalah Hub, Switches, Routers, Wireless, End Devices(computer, Printer), Wan Emulation, dan yang terakhir adalah kabel.

9. Kotak Pemilihan Jenis Alat/koneksi yang lebih Spesifik


Bagian ini merupakan lanjutan dari bagian di atas dimana alat atau koneksi yang telah kita pilih akan dibagikan jadi beberapa jenis-jenisnya secara lebih rinci. Alat & koneksi yang telah dispesifikasikan tersebutlah yang akan kita gunakan dalam rancangan atau pembuatan jaringan dengan sesuai dengan keinginan kita.

10. Menggunakan Paket Window Yang Diciptakan


Bagian ini merupakan suatu paket yang mengatur skenario selama berlangsungnya simulasi jaringan yang telah kita buat.


CARA MEMASANG HUB DAN SWITCHES DENGAN BEBERAPA KOMPUTER DENGAN MENGGUNAKAN PACKET TRACER.


1. Pilih End Devices dan pilih computer yang pada kolom yang di sebelah kanan. letakan computer pada workspace sesuai keinginan anda.




2. Pilih Hub dan pilih jenis hub yang pada kolom yang sebelah kanan yang sesuai dengan keinginan anda, letakan hub tersebut pada workspace



3. Pilih Switches dan pilih jenis switches yang pada kolom yang disebelah kanan yang kamu inginkan , dan letakan switches tersebut pada workspace.



4. Pilih connection lalu pilih jenis yang yang pada kolom sebelah kanan, jenis connection harus sesuai dengan hub, switches dan komputer. Dan tarik kabel dari hub ke computer, dari hub ke switch, dan dari computer ke switch( cara gampang untuk memilih connection yang sesuai dengan hub dan lain-lain, adalah dengan memilih connection automatic dengan demikian maka connection tersebut akan memilih kabel yang secara automatic yang sesuai dengan hub dan lain sebagainya).



5. Clik computer tersebut 2 kali dan muncul kolom yang berjudul edit PDU. Pilih dektop dan pilih ip configuration. Isilkan ip address : 192.168.0.1 pada computer 1, pada computer 2, isilah ip addressnya : 192.168.0.2, dan computer seterusnya.